Eksistensi Manusia
Kata eksistensi berasal dari kata Latin Existere,
yaitu ex = keluar, sitere = membuat berdiri. Artinya apa yang ada, apa yang
memiliki aktualitas, apa yang dialami. Konsep ini menekankan bahwa sesuatu itu
ada.
1. Sejarah singkat Manusia
Manusia hadir di bumi sejak ribuan tahun yang
lalau. Dalam ilmu science dikatakan bahwa manusia ada sejak 18 ribu tahun
silam, yang mana kondisi fisik manusia ketika itu adalah manusia kerdil atau
homo floresiensis. Ilmu pengetahuan ini lebih dikenal dengan teori evolusi,
yang dipopulerkan oleh Charles Darwin . Akan tetapi, dalam litelatur keagamaan
diinformasikan bahwa manusia pertama adalah Nabi Adam As., beliaulah cikal
bakal dari peradaban manusia dari masa ke masa.
2. Hakikat Manusia
Manusia adalah makhluk paling sempurna yang
pernah diciptakan oleh Allah swt. Kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan
suatu konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai Wakil Tuhan di muka
dumi ini. Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal dari tanah.
3. Eksistensi Manusia
Seperti
yang telah dijelaskan di atas, bahwa manusia merupakan makhluk Tuhan yang
paling sempurna dibandingkan dengan makhluk ciptaan Tuhan yang lainnya.
Sehingga karena kesempurnaannya itu lah Allah menjadikan manusia sebagai
wakilnya di bumi ini.
a. Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Manusia
sebagai maklhuk social merupakan suatu fitrah atau ketetapan dari Allah,
manusia tidak bisa berdiri sendiri tanpa adanya dukungan dari makhluk lain di
sekitarnya. Allah lebih mengetahui kondisi ciptaannya sendiri, dengan demikian
Dia menciptakan wanita sebagai pasangan dari laki-laki, dengan tujuan agar
kehidpan mereka bisa lebih tentram dan dapat saling memenuhi kebutuhannya
sehingga tercapai suatu kebahagiaan.
Dalam
kehidupan sehari-hari manusia tidak mungkin hidup sendiri dalam memenuhi
kebutuhannya tanpa bantuan orang lain, karena memang manusia diciptakan Tuhan
untuk saling berinteraksi, bermasyara kat / bersilaturahmi dengan sesama serta
dapat saling tolong menolong dalam memenuhi kebutuhannya.
Kebutuhan
untuk bermasyarakat atau berkumpul dengan sesama merupakan kebutuhan dasar
(naluri) manusia itu sendiri yang dinamakan Gregariousness. Maka dengan
demikian manusia merupakan makhluk sosial ( Homo Socius) yaitu makhluk yang
selalu ingin berinteraksi dengan sesama/ bergaul. Adapun ilmu yang mempelajari
manusia sebagai makhluk yang mempunyai naluri untuk senantiasa hidup bersama
sesamanya dinamakan ilmu sosiologi. Manusia dalam memenuhi kebutuhannya di
ungkapkan oleh Adam Smith ( 1723-1790) dalam bukunya yang berjudul “ An Inquiry
into the nature and causes of the wealth of nations”, yaitu Manusia merupakan
makhluk ekonomi ( Homo Economicus) yang cenderung tidak pernah merasa puas
dengan apa yang diperolehnya dan selalu berusaha secara terus menerus dalam
memenuhi kebutuhannya. (self Interest).
b. Manusia sebagai Wakil Tuhan di Muka
Bumi.
Manusia merupakan khalifah
di bumi ini, diciptakan oleh Allah dengan berbagai kelebihan dan kesempurnaan
yang menyertainya. Kita diberi akal pikiran dan juga hawa nafsu sebagai
pelengkapnya. Manusia telah diberikan berbagai fasilitas di muka bumi sebagai
alat pemenuhan kebutuhan manusia. Semua yang kita perlukan telah terhampar di
alam semesta, manusia hanya perlu mengelolanya saja. Tetapi perhatian dan pengaruh manusia terhadap ligkungan makin
meningkat pada zaman teknologi maju. Masa ini manusa mengubah lingkungan hidup
alami menjadi lingkungan hidup binaan. Eksplotasi sumber daya alam makin
meningkat untuk memenuhin bahan dasar industri. Sebaliknya hasil industri
berupa asap dan limbah mulai menurunkan kualitas lingkungan hidup.
Kegiatan
manusia di dunia ini banyak menimbulkan masalah bagi lingkungan, erosi tanah,
polusi udara, banjir, tanah longsor, tanah yang hilang kesuburannya, hilangnya
spesies-spesies dalam ekosistem, kekeringan, hilangnya biota-biota laut dan
yang paling memprihatinkan adalah pemanasan suhu global, yaitu peristiwa
pemanasan bumi yang disebabkan oleh peningkatan ERK (Efek Rumah Kaca) yang
disebabkan oleh gas rumah kaca (GRK), seperti CO2, CH4, Sulfur dan lain-lain
yang menyerap sinar panas atau menyebabkan terperangkapnya panas matahari
(sinar infra merah). ERK (greenhouse effect) bukan berarti disebabkan oleh
bangunan-bangunan yang berdinding kaca, tapi hanya merupakan istilah yang
berasal dari para petani di daerah iklim sedang yang menanam tanaman di rumah
kaca.
Disini berarti manusia
dituntut untuk mampu menghormati proses-proses yang sedang berjalan, dan
terhadap semua proses yang sedang terjadi. Yang demikian
mengantarkan manusia bertanggung jawab, sehingga ia tidak melakukan
perusakan, bahkan dengan kata lain, “Setiap perusakan terhadap lingkungan harus
dinilai sebagai perusakan pada diri manusia sendiri.” Binatang, tumbuhan,
dan benda-benda tak bernyawa semuanya diciptakan
oleh Allah Swt. dan menjadi milik-Nya, serta semua memiliki
ketergantungan kepada-Nya. Keyakinan ini mengantarkan sang Muslim untuk
menyadari bahwa semuanya adalah “umat” Tuhan yang harus diperlakukan secara
wajar dan baik.
Sebagai
khalifah, manusia diberi tangung jawab pengelolaan alam semesta untuk
kesejahteraan ummat manusia, karena alam semesta memang diciptakan Allah untuk
manusia. Sebagai hamba manusia adalah kecil, tetapi sebagai khalifah Allah,
manusia memiliki fungsi yang sangat besar dalam menegakkan sendi-sendi
kehidupan di muka bumi. Oleh karena itu, manusia dilengkapi Tuhan dengan
kelengkapan psikologis yang sangat sempurna, akal, hati, syahwat dan hawa
nafsu, yang kesemuanya sangat memadai bagi manusia untuk menjadi makhluk yang
sangat terhormat dan mulia.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar